4 Hal Utama yang Harus Dilakukan Istri yang Bekerja


4+hal+utama+yang+harus+istri+lakukan+ketika+bekerja
Perekonomian dijaman sekarang ini, telah menjadikan wanita yang sudah berstatus menjadi 'istri'  harus ikut berjuang dalam mencari nafkah. Bukan melupakan tugas utama sang suami, namun dengan berbagai pertimbangan dan adanya cita-cita yang dicapai menjadikan sang istri ikut terjun dalam mencari nafkah atau bekerja. Tapi bagi para Istri seharusnya jangan melupakan hal-hal yang akan saya share berikut ini yaitu 4 Hal Utama yang Harus Dilakukan Istri yang Bekerja.

1. Niat tulus
Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya setiap amalan tergantung niatnya, dan setiap orang akan mendapat balasan amal sesuai dengan niatnya. Barang siapa yang berhijrah hanya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu menuju Allah dan Rasul-Nya. Namun, barang siapa hijrahnya karena dunia yang ia harapkan atau karena wanita yang ia nikahi, maka hijrahnya itu menuju yang ia niatkan,” (HR. Bukhari dan Muslim)
Niat telah menjadi “pintu masuk” bagi siapapun yang ingin melakukan segala aktivitas apapun termasuk dalam hal ini niat bekerja bagi seorang istri.

Niat akan mempengaruhi usaha dan sikap ketika tujuan yang diidam-idamkan tercapai. Niat yang buruk akan mengotori hati dan mempengaruhi seseorang untuk menghalalkan segala cara dalam menggapai tujuannya. Dan ketika tujuannya tersebut tercapai, ia cenderung akan bersikap bengis kepada orang yang dulunya pernah membenci atau mencaci-maki dia.

Bila sebagai istri kita bekerja karena ingin mendukung suami, maka niatkanlah semua itu juga karena atas dasar rasa cinta kepada Allah semata. Bahwa suami dan istri memang harus saling tolong menolong dan bahu membahu.

Atau bila niat kita bekerja adalah untuk memberikan kontribusi kepada sesama, maka niat dan pasrahkan juga hanya untuk mengharap ridho-Nya. Semoga Allah senantiasa membersihkan hati kita dari segala macam niat yang tidak baik.


2. Suami mengizinkan atau ada kesepakatan

Ridho suami akan melancarkan jalan istri untuk berkarya dan menggapai cita-cita. “Siapa pun wanita yang meninggal dunia, sedangkan suaminya ridha kepadanya, maka dia akan masuk surga,” (HR. At Tirmidzi dan Al Hakim)

Ridho suami adalah sesuatu yang penting bagi sang istri. Hal tersebut dikarenakan setelah menikah, seorang istri menjadi tanggung jawab suaminya. Suamilah yang akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya pada sang istri di kemudian hari.

Namun demikian, bukan berarti seorang suami bisa mentang-mentang menyuruh ini dan itu serta melarang ini dan itu. Tentu hal yang dimaksud adalah dalam hal kebaikan.

Itu sebabnya, ketika seorang istri berkeinginan untuk bekerja, maka sudah seharusnya bila ia menanyakannya dulu kepada sang suami. Apakah ia boleh bekerja. Bila suami melarang, sebagai istri tentunya takserta merta langsung protes namun dipikirkan dulu baik dan buruknya, terlebih bagi diri sendiri dan keluarga. Toh, sang istri masih bisa mengomunikasikannya lagi dengan bahasa yang santun.


Bila sang suami menyetujui, sudah seharusnya bila sang istri wajib menjaga amanah. Namun, bila sang suami tetap juga tak mengizinkan padahal sang istri sudah melobi dengan beragam cara, maka janganlah terburu berputus asa.

Sebelum memutuskan untuk bekerja setelah menikah, perbaikilah niat awalnya dan yang lebih penting adalah mendapatkan ridho dari sang suami.

3. Tidak mengundang fitnah


Ketika seorang suami sudah memberi izin, maka sang istri harus bisa menjaga kepercayaan dan amanahnya. Salah satunya adalah dengan tidak melakukan segala sesuatu dan memakai pakaian di tempat ia bekerja yang bisa mengundang fitnah. Komitmen sang istri untuk tetap menjaga kehormatanya di manapun ia berada harus selalu dipegang, terlebih ketika ia ke luar rumah. Ketika seorang wanita tidak lagi bisa menjaga kehormatannya, maka disitulah akan terjadi kehancuran yang sebenar-benarnya. 

“Aku tidak meninggalkan fitnah yang lebih berbahaya bagi kaum pria daripada kaum wanita,” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

“Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalehah,” (HR. Muslim)

Sudah jelas bahwa wanita bisa menjadi dua peran yang berbeda dan berkebalikan. Ketika ia bisa menjaga kehormatan dirinya, wanita adalah sebaik-baiknya perhiasan dunia. Ketika suaminya mengizinkannya untuk bekerja, ia akan menjaga amanah sang suami dengan tetap menjaga pergaulan dan kehormatannya.

4. Tetap ingat terhadap kodratnya

Ketika seorang wanita sudah menikah, ia memiliki tanggung jawab baru yaitu keluarganya, terlebih bila sudah memiliki anak. Sama halnya dengan seorang laki-laki yang sudah menikah, ia juga memiliki tanggung jawab baru salah satunya adalah memberi nafkah dan mengupayakan penghidupan yang layak untuk keluarganya. Maka, ketika seorang wanita bekerja, kewajiban untuk mengurus keluarganya tak lantas lepas begitu saja.

“Seorang wanita menjadi pemimpin semua anggota keluarga suaminya dan anak-anaknya serta bertanggung jawab atas mereka,” (HR. Bukhari dan Muslim).

Namun demikian, bukan berarti tugas istri menjadi ganda dan suami tidak. Suami dan istri adalah mitra kerja, direktur dan wakil direktur, serta unsur komplementer yang saling melengkapi satu sama lain. Tak ada yang merasa lebih hebat daripada yang lain. Masing-masing peran dijalani dengan ikhlas dan saling bahu-membahu.

Referesi:
Ariefiansyah, Miyosi. "Hartamu Hartaku Hartaku Punya Siapa". 2012. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.


Penulis:
Miyosi Ariefiansyah, pemilik blog www.rumahmiyosi.com

0 Response to "4 Hal Utama yang Harus Dilakukan Istri yang Bekerja"